1 April 2010

UN, Ujian Akhir Penentu

BeTe_Ujian Nasional (UN) dilaksanakan dengan maksud sebagai tolak ukur para siswa dalam mencerna dan mentelaah pelajaran yang telah di ajarkan selama sekian tahun lamanya siswa belajar. Meski UN itu sendiri masih dalam perdebatan, “apakah UN memang satu-satunya tolak ukur para siswa?”
Seperti yang telah kita ketahui, soal UN mengalami perjalanan panjang sebelum akhirnya sampai ke tangan para peserta Ujian Nasional.
Di awali pembuatan soal-soal Ujian Nasional yang dibuat para guru pengajar pelajaran yang di ujikan di UN, ternyata pembuatan soal tersebut di buat secara acak (random).

Pada dasarnya Ujian Nasional (UN) sekarang dengan UN tahun-tahun sebelumnya tidak ada perbedaan yang mencolok, nilai standar kelulusan yang harus dicapai para siswa pun tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, hanya saja memang UN pada tahun ini lebih maju pelaksanaannya dari tahun sebelumnya.
Kalau pada tahun-tahun sebelumnya UN diadakan pada bulan Juni-Juli, maka pada tahun ini UN serentak diadakan pada bulan Maret. Dengan pembedaan Tgl 22 Maret untuk pelajar Menengah Atas atau SMA, tgl 29 Maret untuk pelajar Menengah Pertama atau SMP, dan tgl 5 April untuk pelajar Sekolah Dasar atau SD. Adapun lama hari pelasksanaannya adalah 4 hari untuk masing-masing jenjang pendidikan.
Mengenai pencetakkan soal, untuk Jawa Barat. Semua soal di buat di kota Bandung, lalu kemudian di distribusikan ke masing-masing kota dengan pengawalan ekstra ketat, berkas soal di masukkan ke dalam map yang bersegel rapih kemudian di masukkan ke dalam mobil box yang juga di kunci dan bersegel untuk kemudian diantar ke kota tujuan. Itu pun masih harus di kawal oleh aparat kepolisian hingga ke kota tujuan.
Untuk kota Bogor tempat penyimpanan atau storage berkas soal terletak di SMAN 1 Kota Bogor. Berkas soal di masukkan ke dalam sebuah ruangan yang terjamin keamanannya yang kemudian di periksa kembali apakah jumlah berkas soal sesuai dengan jumlah peserta UN, lalu diperiksa pula apakah ada kerusakan atau cacat pada segel berkas soal.
Semuanya dilakukan dihadapan saksi-saksi yang melibatkan berbagai media massa baik cetak maupun elektronik, juga saksi yang melibatkan beberapa civitas Perguruan Tinggi baik itu dosen atau rektor maupun mahasiswanya. Setelah itu ruangan tersebut di kunci dan kembali di segel sedemikian rupa sehingga keamanan ruangan tersebut benar-benar terjamin, pemegang kunci ruangan pun di rahasiakan identitasnya.
Lokasi penyimpanan berkas soal pun di jaga ketat oleh aparat kepolisian selama 24 jam penuh. Ini semua di lakukan untuk mencegah “kebocoran” berkas soal ke tangan oknum-oknum yang ingin memanfaatkan momen UN guna meraup keuntungan pribadi.
Dan ketika soal-soal Ujian Nasional tersebut telah dilaksanakan, semua berkas soal tersebut akan di kirim kembali ke Bandung di hari seusai soal-soal tersebut dikerjakan oleh peserta Ujian Nasional. Setibanya di Bandung Lembar Kerja Jawaban (LKJ) langsung diperiksa dengan sistem komputerisasi, dengan kata lain komputerlah yang memeriksa semua jawaban-jawaban tersebut.
Sebelum para siswa melaksanakan Ujian Nasional, setiap sekolah sudah melakukan persiapan terhadap para siswanya terlebih dahulu. Diantaranya, setiap sekolah sudah melakukan ulangan pra Ujian Nasional atau yang biasa di sebut try out selama beberapa kali menjelang UN itu sendiri.
Garis besarnya, para siswa sudah merasakan seolah-olah mereka tengah mengerjakan soal-soal UN. Sehingga tidak ada kata “kaget” bagi siswa, karena soal-soal try out adalah soal-soal yang kelak di ujikan dalam Ujian Nasional. Hanya saja memang para guru pengawasnya masih para guru sekolah itu sendiri, tidak seperti ketika UN sesungguhnya yang mana para pengawasnya adalah para guru yang di ambil secara acak dari sekolah-sekolah lain.
Ditambah lagi, bagi para siswa kelas IX dan XII ada pelajaran tambahan atau biasa di sebut “les” seusai pelajaran umum. Jadi, apabila biasanya para siswa pulang sekolah pukul 12.00 - 12.30. Para siswa ini malah pulang pukul 14.30 - 15.00, memang tergantung kebijakan sekolah masing-masing mengenai lama les tersebut.
Pelajaran yang diajarkan pun adalah pelajaran yang nantinya akan di ujikan pada Ujian Nasional seperti Matematika, Bahasa Inggris, dll. Karena memang maksud dari les ini adalah memantapkan para siswa dalam menghadapi UN sesungguhnya, dan meringankan beban para siswa itu sendiri. Jadi, memang les tambahan ini dan try out adalah tambahan modal para siswa dalam menghadapi Ujian Nasional, sehingga para siswa yakin dan percaya diri bahwa dia sanggup dan mampu menjawab semua soal-soal pada Ujian Nasional ujar Sutrisno Hadi, warga RW XIV yang juga Guru SMA Negri 7. bilapun gagal dalam UN tersebut, siswa bisa mengikuti ujian susulan atau her.
Menurut Amir (46 th), warga TG mengatakan “Sekarang UN ada susulan dimana kalau gagal di UN pertama masih bisa diulang sekali lagi. Ya setidaknya ini sedikit perubahan sistem UN. Persatuan Guru Republik Indonesia Kota Bogor berpendapat, Ujian Nasional 2010 adalah UN transisi. Sehingga, bila dampak negatif UN 2010 besar dan substantif, maka sudah seharusnya sistem ujian 2011 diganti. “UN transisi artinya diselenggarakan pasca keputusan Mahkamah Agung. Putusan MA tersebut meminta agar UN tidak dilakukan sebelum dilaksakan peningkatan kualitas guru, dipenuhinya sarana prasarana dan adanya sistem informasi yang memadai.
Terlepas itu semua “Yang kita lakukan kan tujuannya membuat siswa tidak kesulitan. Tidak ada tekanan. Kalau sekarang sudah keluar kebijakan UN ya sudah. Kita dorong siswa-siswi kita untuk bisa lolos UN dengan mulus, ini yang perlu kita lakukan” tandas Zulfikar salah seorang staf pengajar di MTsN Kota Bogor.
Oleh karena itu dihimbau selain guru, para orang tua siswa juga dapat memberikan perhatian lebih dengan cara memberikan dorongan semangat si anak dalam menghadapi ujian apenentu kelulusannya.
Dilain pihak banyak kalangan yang meminta agar pemerintah setidaknya dapat menanggulangi dampak negatif berupa tekanan psikologis dan mental akibat kegagalan siswa maupun proses dalam mengikuti UN. Dengan demikian, UN 2010 harus dilaksanakan dengan sejumlah perbaikan. “Itu pun kalau pemerintah ingin menjadikannya dasar penyelenggaraan UN di tahun 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar